Revolusi Industri 4.0 yang diperkenalkan pada Hannover Fair 2011 pertama kali merupakan trend kemajuan teknologi disemua sektor. Teknologi ini berkembang hingga mencapai yang kita sebut dengan AI (artificial Intelligent), perdagangan elektronik, ekonomi berbagi hingga pemakaian robot dalam proses produksi.Hari ini seluruh negara di dunia baru melihat apa efek dari Internet of things. Revolusi Industri berteknologi yang secara azasiah akan mengubah cara hidup kita, cara kita bekerja, dan cara kita belajar.
Imbas dari keadaan ini adalah Indonesia harus merespons perubahan tersebut dengan cara yang terintegrasi dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik itu pelaku politik global, mulai dari sektor pemerintah sampai sektor swasta, akademik, perusahaan, dan tentu saja masyarakat luas. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia tidak dapat berkembang secara linear. Artinya masih ada masyarakat yang baru belajar teknologi melalui internet.
Sebagaiman kita ketahui bahwa pendidikan tidak akan pernah terlepas dari perkembangan da kemajuan masyarakat. Dapat kita sebut bahwa pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran. Sistem ini mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan batas waktu.
Guru adalah ujung tombak pembawa perubahan. Lebih luas lagi, guru sebagai pendidik perlu melakukan elaborasi pada dunia teknologi. Pergaulan ini tidak hanya menguntungkan dari sisi pengguna, tapi juga akan membawa dampak yang positif bagi seluruh orang disekitarnya, terutama siswa dan rekan kerja. Keaktifan guru dalam berkreasi akan menimbulkan banyak sekali kemunculan bentuk pengajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Guru yang ditugaskan pada daerah pedesaan misalnya akan memiliki tantangan yang lebih mendalam ketimbang yang berada didaerah perkotaan. Sarana dan prasarana yang dikatakan pas-pasan mendekati kurang akan terus memicu daya pikirnya untuk berkreasi dalam menyampaikan materi tanpa kehilangan esensi kemajuan informasi. Belum lagi kekuatan teknologi mengharuskan siswa menguasai teknologi membuat guru ambil langkah inovasi dalam menyamakan siswa pedesaan dengan perkotaan karena kurikulum berlaku secara nasioal bukan perdaerah.
Penelitian yang dilakukan oleh Ari Kuswanto dalam bentuk skripsi menyatakan bahwa grup facebook dapat digunakan sebagai media pembelajaran Pengantar Akutansi dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar. Penelitian ini dilakukan pada Kelas X Akutansi SMK Muhammadiyah 02 Klaten Utara. Jika kita menilik lokasi penelitian, maka settingnya adalah daerah kecamatan yang masyarakatnya telah mengenal teknologi dan internet dengan sangat baik. Lalu bagaiman dengan masyarakat yang sedang melalui tahapan migrasi menuju masyarakat informasional ?
Sebagaiman tantangan-tantangan yang ada pada guru di era revolusi industri 4.0, maka guru dipedesaan memiliki peran yang banyak dalam menyiapkan siswanya menghadapi persaingan
A. Guru sebagai kreator belajar dengan media online
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ari, media sosial dapat dijadikan media dalam pembelajaran. Hal ini tentu dapat pula diterapkan di daerah pedesaan dengan syarat adanya jaringan internet dan listrik. Program pemerintah melalui kementrian komunikasi dan informasi telah dirasakan banyak oleh masyarakat pedesaan. Provider nasional berwarna merah telah menjangkau daerah pedesaan bahkan dengan kekuatan sinyal akses 3G.
B. Guru pemicu literasi
Literasi, bahkan di tingkat yang paling dasar, masih menjadi persoalan di Indonesia. Kemampuan membaca masyarakat Indonesia relatif sangat rendah. Menurut riset UNESCO 2012, hanya 1 dari 1.000 orang di Indonesia yang membaca buku. Tidak heran bila literasi Indonesia, menurut riset Central Connecticut State University 2016, berada di tingkat kedua terbawah dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Botswana.
C. Guru dan pembentuk karakter
Guru sebagai pendidik merupakan ujung tombak penting dalam pembawa perubahan maupun penguatan karakter. Lebih luas lagi, guru adalah sosok yang kharismatik untuk diteladani oleh siswanya dalam berkehidupan dan berpola pandang. Peranan guru dalam dunia pendidikan amatlah penting. Baik buruknya pendidikan dapat dikatakan ada pada guru.
Guru yang baik adalah guru yang mampu melihat kondisi lingkungan sosialnya secara utuh. Kompetensi guru dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran sangatlah diperlukan, terlebih lagi dengan memberikan arahan kepada peserta didiknya mana yang benar dan mana yang salah. Karena sejatinya mendidik itu adalah menjadi contoh.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar